Sinopsis film Green Book

Judul                          : Green Book
Durasi                       : 130 menit
Tanggal rilis             : 16 November 2018
Sutradara                 : Peter Farrelly
Penulis cerita          : Nick Vallelonga, Brian Hayes Currie, Peter Farrelly
Produksi                   : DreamWorks Pictures, Innisfree Pictures, Cinetic Media,   
  Alibaba Pictures, Universal Pictures

Film ini adalah salah satu film biografi Amerika yang disutradarai Peter Farrelly, dengan latar tahun 1962. Terinspirasi dari kisah nyata seorang pianis serta pemusik jazz berdarah Afrika-Amerika, Don Shirley yang mengadakan tur konser di Deep South dan supir sekaligus pengawalnya yang seorang petinju berdarah Italia-Amerika bernama Frank “Tony Lip” Vallelonga.

Frank “Tony Lip” Vallelonga(Viggo Mortensen) yang seorang tukang pukul di New York, sedang mencari lowongan pekerjaan setelah sebuah klub malam tempatnya bekerja harus tutup karena sedang dalam perbaikan. Dia pun diundang kesebuah interview oleh “Doc”  Don Shirley(Mahershala Ali), seorang pianis berdarah Afrika-Amerika yang sedang mencari seorang supir untuk tur konser 8 minggunya  yang melalui Mid-West dan Deep South.

 Don mempekerjakan Tony karena sebagai pemberi referensi yang bagus. Mereka memulai rencana dengan kembali ke New York saat malam natal. Seseorang dari label rekaman Don memberi Tony sebuah buku berjudul  Green Book, sebuah buku panduan bagi seorang wisatawan Afrika-Amerika untuk memudahkan menemukan motel, restoran, dan pom bensin yang akan memudahkan mereka.

Mereka memulai tur di Mid-West sebelum akhirnya menuju ke Deep South. Tony dan Don awalnya sangat bertolak belakang, Tony yang merasa tidak nyaman sebab disuruh oleh Don untuk bersikap yang sangat sempurna sedangkan Don yang membenci kebiasaan Tony.

Seiring dengan berjalannya konser Tony mulai terkesan dengan bakat yang dimiliki Don, dan juga semakin terkejut dengan perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh sang pembawa acara dan masyarakat umum saat ia tidak dipanggung. Sekelompok orang kulit putih mulai mengancam Don saat di bar dan Tony menyelamatkannya. Dia pun memberitahu Don untuk jangan bepergian tanpanya selama tur berjalan.

Sepanjang perjalanan, Don membantu Tony menulis surat untuk istrinya yang telah merubahnya dengan sangat dalam. Tony kemudian menyarankan Don untuk menghubungi saudara laki-lakinya yang ia ‘terasingkan’ olehnya, Don awalnya ragu sebab ini adalah akibat dari pekerjaan dan pencapaiannya selama ini.

Don melakukan pertemuan dengan kelompok gay dengan pria kulit putih di sebuah kolam YMCA, saat itu juga Tony langsung menyuap para petugas agar para pemusik yang lain tidak mengetahui hal ini. Don kecewa pada Tony yang ‘menghadiahi’ para petugas itu untuk segala perlakuan mereka. Kemudian mereka sampai setelah petugas polisi menahan mereka sampai larut malam dikota berjulukan matahari terbenam dan Tony yang meninju mereka setelah ia dihina.

Ketika mereka berdua dipenjara, Don meminta untuk memanggil “pengacaranya” dan menggunakan kesempatan itu untuk bisa menghubungi Jaksa Agung Robert F. Kennedy yang bisa mengatur pembebasan mereka dengan segera. Tony kagum pada pengalaman Don saat ia dihina. Hal ini mengarah pada pernyataan Tony bahwa hidupnya lebih kelam daripada Don.

Saat ia telah mencapai titik terjenuh hidupnya, Don menyesali dirinya pada Tony. Kemewahan yang ia miliki selama ini menghalanginya untuk menemukan jati dirinya dari rasnya sendiri disaat orang-orang di rasnya mencegah dirinya untuk diterima oleh orang kulit putih. Dan juga homoseksualnya yang diterima sebagian orang, membuatnya merasa benar-benar sendirian didunia ini.

Dimalam puncak turnya yang diselenggarakan di Birmingham, Alabama, Don menolak untuk bergabung dengan ruang makan orang kulit putih di venue perkumpulan olahraga dimana ia telah diundang. Tony mengancam  pemilik rumah makan itu dan 
Don menolak untuk memainkan musiknya sejak mereka menolak untuk menghadirkan penonton. 

Tony kemudian mengajak Don untuk makan malam di rumah makan yang didominasi oleh orang kulit hitam dan musik bluesnya dimana Don menarik perhatian orang-orang dengan musiknya.

Tony dan Don menuju ke utara untuk bisa sampai dirumah pada malam natal. Don menggantikan tugas Tony untuk menyetir selama badai salju saat Tony kelelahan.  Don ikut bergabung dalam makan malam keluarga Tony dimana ia diundang secara langsung oleh Tony.

Don kembali ke apartment Tony dan langsung disambut oleh Tony setelah terjadi keheningan singkat. Ia mendapat ucapan terimakasih dari istri Tony karena telah membantu suaminya menuliskan surat untuknya. Diakhir film, terdapat potret foto asli dari tokoh Tony dan Don. 

Dijelaskan bahwa Don masih melanjutkan turnya dan Tony kembali kepekerjaan sebelumnya di Copacabana. Dikatakan pula bahwa Tony dan Don masih berteman hingga mereka meninggal dengan perbedaan beberapa bulan pada tahun 2013


Comments

Popular posts from this blog

Sinopsis film Godzilla : King of Monsters

Sinopsis film Escape Room 2019

Sinopsis film X-Men : Dark Phoenix